1. Fakta pertama
Pada kulit kucing terdapat otot yang
berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan
dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil
yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji.
Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak
ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah
kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang
kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di
badannya.
2. Fakta kedua
Telah dilakukan berbagai
penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi
kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut
dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
1.
Hasil yang diambil dari
kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2.
Perbandingan yang
ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan
yang diambil dari dinding mulut.
3.
Cairan yang diambil
dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4.
Sekalinya ada kuman yang
ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap
sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang
terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya
kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5.
Tidak ditemukan kelompok
kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat
dipercaya dan hasil penelitian laboratorium, menyimpulkan bahwa kucing tidak
memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
3. Fakta ketiga
Dan hasil penelitian
kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan,
ditemukan bahwa badan kucing bersih secara
keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.
Bahkan
di zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik
buat kesehatan, selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress
Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang Kuman
Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang Kuman
Menurut Dr. George Maqshud, ketua
laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya
kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa
kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya manusia 1/4 anjing,
sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id
Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama
lysozyme.
Kucing tidak suka air karena air
merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada
genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga
kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat
dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang
menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Sisa makanan kucing hukumnya suci
Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu
Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.
Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Rasul SAW prnh bersabda, “Kucing itu
tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”.
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan
Anas yang menceritakan bahwa Rasul Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di
Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam
bejana.”
Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Rasul menuju bejana.
Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Rasul berhenti
sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Rasul ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas,
kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak
ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih
At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah
semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang
shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah
menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan
sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah
lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak
najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw
berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan
Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad,
dan Imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan,
keringat, bekas dari sisa makanannya suci.
Lihat begitu luar biasanya kucing itu,
bahkan sampe jadi hewan peliharaan kesayangan Rasul. Namun sayangnya banyak
sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang ini, ada yang
mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada juga yang
bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Padahal kalau teliti lebih lanjut,
toxoplasma itu adalah sejenis bakteri yang dapat hidup dibinatang apa saja.
Catatan dalam penelitian ilmiah para peneliti, Anjing dan Babi adalah rekor
terbanyak hewan yang mengandung penyakit ini. Tapi kenapa, justru kucinglah
yang dijadikan kambing hitamnya?
Toxoplasma berasal dari infeksi
parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara
yaitu:
1.
Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari
parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata
parasit toxo telah mencemarinya.
2.
Memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, babi
atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna
(matang).
3.
Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
4.
Seorang ibu hamil yang
terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya,
penularan ini disebut penularan secara congenital.
5.
Melalui transfusi darah, transplantasi organ
dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
Toxoplasma bisa menyerang perempuan
maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit
Toxoplasma, karena semua hewan berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya
juga bisa terinfeksi sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).
Parasit dari intermediate host dapat
menular hanya jika kita MENGKONSUMSINYA. Bedanya dengan kucing, Toxoplasma
menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya di usus halus kucing, dan akan dikeluarkan
bersamaan dengan feces atau kotorannya.
Mungkin karena alasan inilah maka
kucing menjadi tersangka utama toxoplasma bagi sebagian kita. Sementara sapi,
kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya “bibit”
Toxoplasma di tubuhnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat,
(^_______^)