Ada dua sumber rumusan falsafah Piil
Pesenggiri, yang pertama dari sub etnis Lampung Pepadun, yang kedua dari sub
etnis Lampung Saibatin (Peminggir) tetapi kedua sumber ini sangat mudah
dikompromikan, karena unsur keduanya adalah sama
1.
Sopan
Santun
Sopan santun adalah
merupakan simpul bebas dari dua unsur Piil Pesenggiri yang berbunyi Nemui
Nyimah dan Bepuidak Waya.Nemui Nyimah secara etimologi adalah menghormati tamu,
sedangkan Bepuidak Waya berarti bermanis muka. Keduanya digabung menjadi “sopan
santun” sehingga unsure sopan santun dapat diuraikan menjadi butir-butir yang
lebih detail lagi. Dalam unsur menghormati tamu, maka seseorang itu selain
harus berprilaku baik, masyarakat Lampung lazimnya memberikan panganan dan
minuman, sehingga yang terselubung dalam prinsip Nemui Nyimah ini juga dalah
kepemilikan. Hal ini memungkinkan untuk menyuguhi tamu tersebut, dengan kata
lain seseorang harus berketerampilan, berpenghasilan, dengan kata lain
berproduksi. Sedangkan Bapuidak Waya bermakna sopan santun, seperti yang telah
diuraikan di atas adalah keterampilan, produksi, dan penghasilan serta
kepemilikan, dimaksudkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup
manusia banyak.Yaitu sebagai perwujudan dari Bapuidak Waya serta pemberi
seperti yang ditentukan Piil Pesenggiri. Sebagai yang diyakini bahwa pemberi
akan lebih mulia dari pada penerima. Dengan demikian sopan santun di sini
selain diartikan sebagai tatakrama juga memiliki makna sosial, seperti
tergambar dalam butir-butir sebagai berikut:
a. Berprilaku
baik
b. Berilmu
c. Berketerampilan
d. Berpenghasilan
e. Berproduksi
f. Menjadi
Pelayan Masyarakat
2.
Pandai
Bergaul
Pandai bergaul ini adalah merupakan simpul bebas dari Nengah
Nyappur dan Tetengah Tetanggah.Kata-kata Nengah Nyappur dan Tetengah Tetanggah
itu sendiri juga bermakna sanggup terjun ke gelanggang.Tentu saja bermodalkan
sopan dalam arti memahami segala hak dan kewajiban. Santun dalam artian siap
menjadi pihak pemberi, maka seseorang sebagaimana ditintut oleh Nengah Nyappur
dan Tetengah Tetenggah, harus menjadi orang yang supel, memiliki tenggang rasa
yang tinggi, tetapi tidak melupakan prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam
hidupnya, sebagai identitas diri. Dengan demikian maka seseorang dituntut
untuk:
a. Supel
b. Tenggang
rasa
c. Berprinsip
d. Kaya
ide
e. Bercita-cita
tinggi
f. Mampu
berkomunikasi
g. Mampu
bersaing
3.
Tolong
Menolong
Tolong menolong merupakan simpul bebas dari kata-kata Sakai
Sambaian dan Khepot delom mufakat.Sakai Sambaian lebih tepat diterjemahkan
menjadi bersatu dan mufakat.Sehingga tolong menolong di sini mempunyai makna
yang sangat luas, yaitu makna yang dituntut Piil Pesenggiri yang terkandung
dalam Sakai Sambaian dan Khepot delom mufakat. Tolong menolong dalam versi
Sakai Sambaian akan bermakna kerja sama yang saling menguntungkan. Sedangkan
tolong menolong dalam versi Khepot delom mufakat memiliki makna yang jelas sekali
untuk menjaga kesatuan dan persatuan. Dengan demikian maka berarti butir-butir
menolong ini sangat luas sekali, antara lain meliputi:
a. Mampu
menjadi pemersatu
b. Memiliki
modal (kapital)
c. Memiliki
sarana dan prasarana
d. Mampu
bekerjasama
e. Dapat
dipercaya
f. Mampu
mengambil keuntungan
4.
Kerja
Keras/ Prestise
Kerja keras dan prestise merupakan terjemahan dari kata Khopkhama
delom bekekhja dan bejuluk beadek.Khopkhama delom bekekhja bekerja keras dan
bejuluk beadek berarti gelar atau prestise. Seseorang dituntut bekerja keras
untuk mencapai hasil guna memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya maupun
orang lain. Prestise-prestise yang dimaksudkan oleh bejuluk beadek adalah suatu
yang otomatis didapatkan seseorang manakala seseorang itu telah mencapai hasil
kerja yang maksimal.
Sehingga kerja keras dan prestasi kerja melingkupi butir-butir sebagai berikut:
Sehingga kerja keras dan prestasi kerja melingkupi butir-butir sebagai berikut:
a. Memahami
kebutuhan diri dan kebutuhan masyarakat
b. Mampu
menyerap skill pemimpin
c. Pantas
dijadikan panutan
5.
Berprinsip
dan harga diri
Prinsip dan harga diri adalah merupakan terjemahan dari kata-kata
Piil Pesenggiri atau Bupiil Bupesenggiri.Baik prinsip maupun harga diri yang
dimaksudkan di sini sebenarnya menurut para pengamat adalah merupakan penegasan
dari unsur-unsur Piil Pesenggiri yang telah diuraikan terdahulu.Uraian-uraian
sebelumnia itulah prinsip masyarakat Lampung dan itu pulalah harga diri.
Setelah diuraikan lengkap dengan butir-butir Piil Pesenggiri maka
dapat dilihat adanya unsur yang pokok dalam butir tersebut, yaitu:
1.Prestise
2.Prestasi
3.Kehormatan
4.Menghormati tamu
5.Kerja keras
6.Kerjasama
7.Produktif
8.Persamaan dan daya saing
9.Keuntungan
1.Prestise
2.Prestasi
3.Kehormatan
4.Menghormati tamu
5.Kerja keras
6.Kerjasama
7.Produktif
8.Persamaan dan daya saing
9.Keuntungan
Kesembilan
unsur pokok ini adalah merupakan prinsip pokok Piil Pesenggiri, jadi merupakan
falsafah kehidupan masyarakat Lampung.
No comments:
Post a Comment