Laman

Saturday 11 January 2014

Cerpen "Temanku adalah Alien"

Temanku adalah Alien
Karya : olifah18



            Profesor Bori Valmore adalah nama ayahku dan Profesor Valmore itu nama kakekku. Sejak aku lahir aku tak pernah melihat ayah dan kakekku, yang aku dengar dari orang-orang ayah dan kakek menghilang setelah mereka melakukan uji coba pesawat ulang aling buatan mereka. Namaku Borischa Valmore dan mamaku Rischa Balder. Setiap aku menanyakan tentang ayah, mama pasti menjadi diam dan tak ingin membahasnya, jadi jika kau ingin mengetahui tentang kakek dan ayah aku akan menanyakannya kepada kakek Hock. Kakek Hock adalah sahabat kakek sejak kecil, aku sudah menganggap kakek Hock seperti kakekku sendiri. Sejak ditinggal oleh istrinya kakek Hock memutuskan untuk tinggal di Laboratorium Hocval. Laboratotium Hocval adalah milik kakek Hock dan kakekku.
            Sudah lama aku tak bertemu dengan kakek Hock sejak liburan tengah semester lalu. Untuk liburan kali ini aku berencana untuk mengunjunginya dan mungkin berlibur disana. Saat pulang sekolah didalam mobil aku menyampaikan rencana liburanku kepada mama tapi ternyata mama sudah memiliki rencana lain untuk liburan kali ini. “pokoknya aku mau liburan tempat kakek Hock ma.. “ kataku, “ tapi mama sudah memesan tiket buat kita pergi ke Thailand bosek” jawab mamaku, “ kita kesana mau liburan apa mama mau menyelesaikan pekerjaan mama ?” kataku dengan agak keras, mama hanya diam dan tak menjawabku sama sekali. Hari sudah malam akhirnya kami sampai dirumah, mama tak juga mengeluarkan sepatah katapun.
            Keesokan paginya saat sarapan, “ kamu sudah menyiapkan barang-barang kamu kan, nanti ibu mau pergi ke Lab. Hansyn dulu baru jemput kamu lagi , oke” kata mama,
“ kita jadi ke tempat kakek Hock ya mama , asik… “ kataku gembira,
“ tidak kita ke Thailand, semalam kan sudah mama kasih tau” jawab mamaku
“ aku gak mau ke Thailand aku maunya tempat kakek Hock ma…” jawabku kesel
“ liburan kemarin kan kamu sudah kesana..” kata mama
“ ya tapi aku maunya kesana, “ kataku
“ gak bisa, mama sudah pesen tiketnya pokoknya kita harus ke Thailand” jawab mama
“kita ke thailand mau liburan apa mama mau menyelesaikan pekerjaan mama ? kalau memang mama ke sana Cuma mau menyelesaikan pekerjaan mama , lebih baik mama mengantarkan aku ke tempat kakek Hock dan biarkan aku liburan sendirian disana “ sentakku
“ mama gak ada waktu untuk mengantarmu kesana, sudah kali ini kamu ikut sama mama.” Jawab mama dan meninggalkan ku sendiri di meja makan. Dengan kesal aku menuju kamarku dan mengambil semua barangku dan memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat kakek Hock selagi mama lagi pergi ke Lab. Hansyn.
            3 jam perjalanan dengan mengunakan bus antar kota, akhirnya aku sampai juga aku pun berhenti di station dan melanjutkan perjalanan menuju arah utara, lalu melewati hutan kecil sekirat 20 menit berjalan aku pun sampai di laboratorium Hocval. Dalam perjalanan mama menelfonku terus menerus tapi tak aku angkat karena aku masih kesal dengannya.
 “ kakekkkkkkk……” teriaku
“ cucuku….., kamu gak papa kan? Kenapa kamu nekat berangkat sendirian, mamamu khawatir sama kamu dan kenapa kamu tak mengangkat telfonnya?” kata kakek Hock
“ kakek ini aku belum aja duduk udah dikasih banyak pertanyaan begitu,” protesku
“ itu karena kamu sudah bikin khawatir kakek dan mamamu.” Jelas kakek Hock
“ mama pasti nelfon kakek. aku kesal sama mama kek, aku sudah bilang aku mau liburan kesini tapi mama maksa aku untuk ikut mama ke Thailand, aku gak mau. Aku berangkat sendiri kesini karna mama gak mau mengantarku.” Jelasku
“ tapikan setidaknya kamu mengangkat telfon dari mamamu.” Kata kakek
“ habis mama ngeselin kek” jelasku
“ sudah-sudah kamu beresin barang-barangmu lalu kita makan, kakek mau menelfon mamamu dulu agar ia tak khawatir lagi” kata kakek
            Aku pun menuju kamar yang biasa aku tempati, kata kakek itu dulu kamar ayahku saat melakukan penelitian jika tidak pulang kerumah karena itu di kamar itu masih banyak barang-barang ayah ada diary, buku catatan kerja dan masih banyak bahkan di dalam sebuah lemari ada berbagai macam cairan, dan bahan ntah buat apa.
            Selesai membereskan barang-barang dan mandi aku pun menuju ruang makan. Kakek Hock udah memasak makan kesukaanku, kamipun makan bersama. Seusai makan kakek Hock menunjukan hasil penemuannya selama ini setelah terakhir penemuannya tentang Blackholl, ada sebuah planet asing sekarang berada di dekat bumi, planet tersebut belum ada namanya. Planet tersebut sangat gelap tak juga memantulkan cahaya matahari, ukuranya lebih besar dari bumi, planet itu juga tidak memiliki jalur lintasnya alias itu planet yang berkeliling bebas. Kakek Hock memintaku untuk memberi nama planet tersebut sebelum kakek Hock melaporkannya ke NASA. Aku memberi nama SILA FARIUS. Setelah itu kakek melanjutkan untuk menujukan semua hasil temuannya tentang planet tersebut dan tak terasa sudah malam. Setelah makan malam kakek mengajakku ke suatu tempat. Kami keluar laboratorium dan berjalan menuju utara ada sebuah seperti laboratorium kecil. Kami pun masuk kedalam, ternyaka disana terdapat banyak semacam computer tetapi tak seperti computer biasanya.
“ ini dulu ruang penelitian makhluk luar angkasa milik ayahmu “ jelas kakek Hock
“ penelitian makhluk luar angkasa?” Tanya ku heran
“ ya, dulu ayahmu percaya akan adanya makhluk luar angkasa dan ada kehidupan lain selain dibumi, sehingga ayahmu membuat laboratorium ini untuk melakukan hubungan dengan makhluk luar angkasa.” Jelas kakek Hock
“ lalu, apa ayah sudah bisa menghubungi makhluk itu? “ tanyaku
“ mungkin sudah.” Katanya
“ mungkin? Maksudnya kek?” tanyaku
“ kejadiannya tepat 2 hari sebelum kamu lahir, sudah lama ayahmu mencoba menghubungi makhluk luar angkasa dan akhirnya mendapatkan balasannya, saat itu ayahmu sangat gembira dan inging langsung mengabarkan semuanya kepada halayak umum, tak satupun yang percaya pada ayahmu. Karena pada computer ini sudah diberi alat pemdeteksi tempat ayahmu juga mengetahui berasal dari mana balasan tersebut karena ingin membuktikan tentang itu ayah dan kakekmu ingin melakukan perjalanan menuju planet tersebut dengan menggunakan pesawat ualng aling buatan kakekmu yang belum pernah di uji coba sama sekali.” Jelas kakek Hock semua yang sebenarnya.
“ lalu kek?” tanyaku sangat penasaran akan kebenaran
“ saat itu ibumu dalam keadaan mau melahirkanmu, pihak rumah sakit bolak-balik berusaha menghubungi ayahmu tetapi karena handphone ayahmu tertinggal di ruangan ini maka ia tak mengetahui tentang hal itu.” Kata kakek Hock
“ pantesan ibu selalu diam jika aku Tanya tentang ayah. Lalu kakek dimana?” kataku
“ kakek sedang berada di rumah sakit karena istri kakek sedang menjalani operasi jatung. Kakek gak tau jika kakek dan ayahmu ingin melakukan perjalanan ke luar angkasa. Ketika keesokan paginya berita internasional mengabarkan satelit milik NASA merekam sebuah potongan badan pesawat yang meledak di luar angkasa yang diduga milik kakek dan ayahmu. Kakek sangat shock apalagi kakek mendapatkan istri kakek operasinya gagal.” Jelas kakek yang meneteskan air mata
            Aku pun juga mengeluarkan air mataku karena sudah mengetahui yang sebenanya. Apa benar ada makhluk luar angkasa? Pertanyaan yang timbul dalam benakku. Kakek Hock pun meninggalkan ku di ruangan ini sendirian. Aku penasaran dengan semua komputer-komputer ini. Aku pun menyalakan semua komputer-komputernya, ketika sudah menyala komputer utama meminta sebuah password. Aku mencoba dengan nama ayah tapi tak berhasil, aku ingat waktu aku membaca buku diary ayah semua tentang mama, apa mungkin passwordnya tentang mama?. Aku pun mencobanya dengan nama mama tak berhasil juga, aku coba lagi dengan tanggal ulang tahun mama tak berhasil juga, dengan tanggal pernikahan juga tak berhasil juga apa memang bukan tentang mama, tapi aku kepikiran apa mungkin panggilan kesayangan ayah ke mama “MANOLONDA (BIDADARI dalam bahasan byelorusia)” dan akhirnya berhasil. Saat layar sudah terbuka tiba-tiba harus menjawab beberaoa pertanyaan dengan memilih jawabannya, pertanyaannya sama persisi dalam buku kerja ayah akhirnya akupun dapat menjawab semua pertanyaan tersebut saat menjawab pertanyaan dari jawaban-jawaban itu seperti membuat sebuah kunci nada. Aku mencoba kunci-kunci tersebut pada komputer yang satunya, saat aku menekan tombolnya menimbulkan bunyi, aku mencoba semua kunci-kuncinya dan bebunyi seperti sebuah pesan, apa ini pesan yang ayah berikan untuk menghubungi makhluk luar angkasa?. Aku pun menunggu akan jawaban yang datang tapi tak ada jawaban. 2 jam aku menunggu tapi tak ada juga, mungkin bukan ini. Aku kecewa dan aku memutuskan untuk kembali ke laboratarium Hocval.
            Setelah aku menguncinya, tiba-tiba ada suara seperti ledakan yang berasal dari arah hutan, aku berusaha menghubungi kakek Hock dengan tombol peringatan yang ada di dekat pintu yang menghubungkan langsung ke Laboratarium Hocval, karena penasaran aku berlari menuju sumber suara tersebut kepulan asap putih menghalangi pandanganku. Ketika asap itu menghilang aku melihat sebuah pesawat yang terbalik dan aku juga mendengar suara aneh. Saat aku menyelidikinya ternyata
“ kamu siapa? Kok ada disini? Mari aku bantu” kata ku pada seekor makhluk seperti manusia wujudnya sama persis dengan manusia tapi matanya yang berbeda matanya yang lebih besar.
            Saat aku menawarkan bantuan ia melihat aku dengan tatapan yang jujur membuat aku takut tapi aku gak tega melihatnya tertimpa pesawatnya yang memang tak seperti pesawat biasanya. Setelah ia bebas, ia menodongkan aku dengan sebuah senjata seperti leser. Aku sangat terkejut saat melihat ia memiliki ekor. Awalnya aku piker dia manusia tetapi manusia tak memiliki ekor dan aku pun menyimpulkan bahwa dia makhluk luar angkasa ( alien). Dengan shock dan takut aku pun berlari keluar dari hutan, lalu aku bertemu dengan kakek Hock
“ kamu gak apa-apa kan? Kenapa kamu keluar dari hutan itu?” Tanya kakek Hock khawatir
“ gak papa kek, aku bertemu dengan alien kek. Ayah gak berbohong ayah benar ada makhluk luar angkasa da nada kehidupan lain selain dibumi kek” terangku
“ dimana dia sekarang?” Tanya kakek
“ di hutan.” Jawab ku
            Aku dan Kakek Hock masuk dalam hutan, kami mendapatkan makhluk itu sudah tergeletak dia pingsan. Akhirnya aku dan kakek membawanya ke laboratorium Hocval. Dia terluka dan mengeluarkan cairan berwarna biru di bagian kakinya. Apa itu darahnya? Kami bingung bagaimana cara mengobatinya karna dia bukanlah manusia jadi obatnya gak mungkin sama. Tapi aku nekat memberinya obat dan kakek nekat menjahit lukanya. Dia juga masih tak sadarkan diri, mendengar semua ceritaku kakek menempatkan makhluk itu di ruang isolasi untuk menghindari resiko serangan dan mengikatnya.
            Keesokan harinya, kami mengecek keadaannya dan ternyata benar dugaan kami dia mengamuk berontak, tapi untung kami sudah mengikatnya terlebih dahulu. Kami berusaha untuk menenangkannya tetapi dia masih terus berontak, setelah dia melihat luka dikakinya yang telah dijahit oleh kakek perlahan-lahan dia mulai tenang, mungkin dia merasa bahwa kita tak berbahaya baginya.
“ kamu kenapa bisa berada disini? “ Tanya kakek
Dia hanya diam tak menjawab, apa dia tak mengerti bahasa kita.
“mana mungkin dia mengerti bahasa kita kek?” jelasku
“ %$%**##@%&^%$^*^R$ “ dia mengeluarkan bahasa ntah apa itu kami tak mengerti, sepertinya dia juga berusaha untuk berkomunikasi dengan kita. Tapi apa yang dia ucapkan terdengar sama seperti kunci-kunci nada pada komputer ayah.
“sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu kepada kita” kata kakek
“ itu seperti kunci-kunci nada yang aku temukan di komputer ayah kek” kataku
“ kunci nada?” Tanya kakek heran
“ ya kek, apa mungkin..... kek kita harus membawanya keruangan ayah kek” pinta ku
            Aku dan kakek membawanya ke ruangan ayah, sempat dia memberontak tapi akhirnya dia menuruti apa yang kita lakukan padanya. Dan aku juga tak lupa membawa Buku catatan kerja ayah.
            Sesampainya disana, segera aku menghidupkan semua komputer lalu menekan tombol munci-kunci yang semalam. Ketika dia mendengar itu sepertinya dia mengerti
“ #$%@&!*()*%%” katanya
“ kek, sepertinya ini bahasanya” kataku
“ sepertinya begitu , coba kamu tekan lagi” kata kakek
            Aku menekan tombol dengan kunci yang berbeda, dan dia juga meresponya tapi kami tetap tak menegrti. Lalu dia melihatku menekan tombol-tombol itu dan dia juga mencoba menekan tombol itu, sepertinya dia mengerti bahwa kita tak mengerti satu sama lain mungkin dengan alat ini kami bisa berkomunikasi. Dia menekan tombol-tombolnya dan aku menyatat semua kuncinya dan berusaha membaca dengan panduan yang ada dalam Buku Catatan kerja milik ayah.
“bagaimana kamu bisa membacanya?” Tanya kakek
“ bentar mungkin ini kek, “ jelasku
“ aku tak tahu kalian makhluk apa tapi kalian baik padaku, aku butuh bantuan kalian aku ingin kembali ke planetku” itu prediksi aku akan kunci-kunci itu.
“ bisa jadi, coba kamu Tanya ke dia kenapa dia bisa berada disini?” kata kakek
            Lalu aku mencoba untuk menyampaikan padanya dengan panduan yang sudah aku dapat.
“ %^&%%^^&%^#%$#^#$^ &*&^&^&%$%#$%#@#@#*&^$%$@##%#$%%^%#@%” begitu katanya dan aku mencoba untuk membacanya
“ saat itu aku sedang rebut dengan ibuku, aku pergi keruangan kerja ayah dan melihat pesawat ini, aku pun mencobanya tiba-tiba pesawat ini terbang keluar planet kami, ketika aku ingin kembali ternyata bahan bakar pesawatnya telah habis dan pesawatku jatuh disini” kira-kira begitu isinya.
“ kita harus membantunya kek. “ kata ku
“ ya kita pasti membantunya, sekarang kita harus mengambil pesawatnya dulu didalam hutan” kata kakek
            Aku pun menyampaikan padanya kita akan mengambil pesawatnya dahulu dari huatn dan dia setuju. Saat kami menemukan pesawatnya kamipun langsung membawanya ke laboratorium Hocval. Pesawat ini tak begitu berat sangat ringan sehingga dengan mudah kami membawanya. Sesampainya di Lab. Aku terkejut mama sudah berada di kamarku.
“ mama , kenapa disini?” tanyaku
“ ya pekerjaan mama sudah selesai, jadi mama kesini deh” kata mama
“ ma, aku sudah tau yang sebenarnya tentang ayah dan kakek, ternyata ayah benar ma ada makhluk luar angkasa yang hidup di luar sana. “ jelasku
“ ah ngacok kamu ini, sudah itu Cuma cerita ayahmu dulu “ kata mama
“ gak ma, aku sendiri yang menemukan makhluk itu” kataku
“ apa? Kamu serius?” kata mama
“ ya , ma dia sekarang ada bersama kakek Hock” kata ku
“ apa kamu mengerti bahasanya?” Tanya mama yang masih kurang percaya
“ aku mengunakan komputer dan buku catatan kerja ayah sebagai panduannya, dan itu berhasil” jelasku
            Lalu aku mengajak mama untuk bertemu makhluk itu. Mama pun percaya kalau ayah selama ini benar. Kakek Hock sudah mengambil sempel bahan bakar pesawat itu, tetapi kakek Hock tak tau bahan apa yang digunakan, apa mungkin bahan itu tak ada disini. Lalu aku mengajak makhluk ini ke ruangan ayah dan bertanya apakah dia tahu bahan apa yang digunakan.
“ aku tidak tahu (kata kunci yang sudah diterjemahkan)” katanya
            Kami pun kembali ke Lab.Hocval. aku meminta mama untuk meneliti bahan apa saja yang digunakan untuk bhana bakar pesawat ini dengan sempel itu, Karena mama adalah seorang ahli Biokimia. Dengan peralatan yang ada di Lab. Hocval mama langsung meneliti bahan tersebut dengan bahan dasar yang mama bawa.
Setelah 2 jam kami menunggu akhirnya mama selesai melakukan penelitiannya.
“ bagaimana ?” Tanya kakek
“ aku tak tahu ini terbuat dari bahan apa saja, tetapi saat aku memanaskan cairan ini akan menimbulkan bau seperti ini “ jelas mama
“ kayaknya aku pernah mencium bau ini “ kataku
“ dimana?” Tanya kakek
            Aku berusaha untuk mengingatnya. Karena baunya tak seberapa jelas tapi aku pernah mencium bau ini. Apa munkin….
“ kek bau nya seperti cairan yang ada di lemari kamar ayah.” Kataku
“ ayo kita kesana” kata kakek
Kami pun memcoba untuk mencium semua masing-masing cairan.
“ tapi taka da yang mirip, “ kata kakek
“ mungkin kita bisa mencampurkan bahan-bahan ini. “ kata mama
            Mama pun kembali meneliti bahan-bahan ini. Sambil menunggu mama kakek mengganti jahitan pada makhluk tersebut karena saat dia berontak tadi jahitanya rusak. Tak terasa waktu sudah tengah malam.
“ sudah selesai” kata mama
“ bagaimana?” Tanya kakek
“ berhasil, kita berhasil ternyata campuran bahan-bahan itu” kata mama
“ syukur kalau gitu, tapi dari mana suami mu mendapatkan cairan itu” Tanya kakek
“ saya juga tidak tahu tapi ini bahan bahan campuran zat kimia yang berkonsentrasi tinggi, yang dahulu digunakannya untuk bahan bakar pesawatnya dahulu” jelas mama’
“ bisa jadi “ kata kakek
“ lebih baik kita istirahat dulu, besok pagi kita lanjutkan lagi” kata mama
            Kami pun istirahat, aku tidur bersama mama dan kakek tidur dengan makhluk itu. Keesokan harinya, kami melakukan uji coba bahan yang telah di temukan oleh mama. Saat mesin pesawat dihidupkan mesinnya pun berjalan. Kami senang ternyata kami berhasil. Sebelum dia pergi aku mengajaknya untuk keruangan ayah.
“ kalau boleh tau kamu berasal dari planet apa?” tanyaku padanya dengan menggunakan komputer ayah
“ aku tak bisa menjawabnya (sudah diterjemahkan)” katanya
“ baiklah, kalau begitu aku boleh tahu namamu siapa? Nama ku Borischa” kataku
“ namaku MOMO “ katanya
“ jika kamu selamat dan sudah sampai ke planetmu, segera hubungi aku ya. Aku akan menunggu pesanmu” kataku
“ baik aku akan mengirim pesan padamu” katanya

            Kami pun berpelukan. Aku senang bertemu dengan nya, dan aku senang ternyata ayahku benar. Terimakasih berkat kau aku percaya bahwa ayahku benar. Dan aku berjanji akan menyembunyikan tentang hal ini pada orang lain. Dia memutuskan untuk pergi dimalam hari agar taka da yang tahu atas perjalannannya.
            Malampun tiba, dan dia berpamitan kepada aku, mama, dan kakek. Lalu dia memasuki pesawat, dan berangkat menuju planetnya.
“ SELAMAT TINGGAL MOMO” kataku
“ sudah dia pasti akan menghubungimu” kata kakek
            Setiap hari selama disini, aku menunggu pesan darinya. Tapi tak ada pesan yang terdeteksi oleh komputer ayah aku khawatir dia tak sampai ke planetnya. 1 minggu berlalu, liburaanku pun usai dan aku kembali bersekolah. Setiap hari libur aku pasti akan berlibur ke Lab. Hocval dan mengunjungi kakek. Ketika aku mulai masuk kuliah, kakek Hock meninggal. Aku sangat sedih di tinggal kakek Hock, dan aku memutuskan untuk tinggal di Lab.Hocval dan berhenti kuliah. Tetapi aku masih berharap bahwa MOMO akan mengirim pesan padaku. Karena memikirkan hal itu, aku berfikir untuk membuat sebuah alat audio penerjemah. Agar jika nanti MOMO menguhubungiku, aku sudah lebih mudah berkomunikasi dengannya. Karena itulah aku memutuskan untuk kuliah kembali.
            5 tahun aku kuliah, dan akhirnya berhasil menciptakan alat audio penerjemah. Sampai saat ini tak ada juga pesan dari MOMO. Ketika aku ingin memasangkan alat audio penerjemah itu pada komputer ayah, tiba-tiba ada pesan yang masuk. Dan alat audio penerjemahku berfungsi
“ Borischa ini aku MOMO…….”

SELESAI





2 comments:

  1. Wah ceritanya sangat keren... Saya juga punya loh judulnya bertemu alien ada di blog ku

    dibaca ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf ya baru bisa balas, ya makasih oke insya allah aku mampir di blog mu

      Delete